<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Thursday, November 11, 2004

Bunga Zaitun (telah) Layu


Yasser Arafat tutup usia hari ini, Kamis 11 November 2004. Sudah beberapa kali Presiden Palestina ini secara politik dinyatakan meninggal, bahkan secara fisik ketika tahun 1992 pesawatnya jatuh di gurun pasir Libya. Namun setiap kali Arafat --kucing bernyawa sembilan itu-- berhasil muncul kembali. kucing bernyawa sembilan.

Biladi, Biladi, tanah airku, tanah airku Palestina. Lagu perang militan ini menandai awal karir Mohammed Abdel-Raouf Arafat As Qudwa al-Hussaeini. Abu Ammar, nama perjuangannya, memulai karir tahun 1965 sebagai pemimpin gerakan nasionalis Al Fatah yang kemudian tergabung dalam Organisasi Pembebasan Palestina PLO. Tujuannya: menghancurkan Israel dan memulangkan pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka.

Namun dengan tujuannya itu dan cara untuk mencapai tujuan itu, yakni melalui serangan serta pembajakan pesawat, maka Arafat tidak pernah bisa mendapatkan dukungan internasional. Namun hal ini berubah ketika Arafat merubah tujuannya: sebuah negara Palestina di samping Israel, dan bukan menghancurkan negeri itu.

Pada tahun 1974, Arafat pertama kali muncul di panggung politik internasional, ketika diijinkan berpidato di depan Majelis Umum PBB. Katanya, "Saya datang ke sini dengan setangkai zaitun di satu tangan, dan senjata api di tangan lain." Dan ia sampai tiga kali mengatakan: "Jangan sampai tangkai zaitun ini jatuh dari tangan saya."

Walau demikian, tetap senjatalah yang berkuasa, terutama di Libanon markas besar PLO. Tahun 1982, Israel di bawah pimpinan Menteri Pertahanan Ariel Sharon, menyerbu Libanon. Tujuannya untuk memusnahkan Arafat serta PLO untuk selamanya. Upaya ini gagal, namun Arafat serta pasukannya diusir ke Tunisia. Tahun 1987 pecahlah Intifada. Masyarakat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan mulai memberontak.

Berkat Intifada serta masyarakat internasional yang makin sadar bahwa harus ditemukan jalan keluar bagi konflik, maka Arafat kembali muncul di panggung politik. Desember 1988, Arafat kembali berpidato di depan PBB, ia bersumpah meninggalkan terorisme. "Saya mengulang kembali, bahwa kami sepenuhnya meninggalkan semua bentuk terorisme", kata Arafat.

Semasa Perang Teluk 1991, Arafat lagi-lagi terkucilkan oleh masyarakat internasional, karena memihak Saddam Hussein. Tapi pengucilan ini tidak berlangsung lama. Tanpa Arafat maka tidak akandicapai kemajuan. Kesadaran ini menghasilkan apa yang disebut kesepakatan perdamaian Oslo. Tahun 1993, Yasser Arafat yang sebelumnya begitu dibenci itu, disambut Presiden Amerika Bill Clinton di Gedung Putih. Di sinilah ditandatangani kesepakatan Oslo. Di depan masyarakat internasional, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan pemimpin Palestina Yasser Arafat berjabat tangan.

Bersama Rabin dan Peres, tahun 1994 Arafat dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Setahun kemudian, Perdana Menteri Yitzhak Rabin dibunuh. Dengan demikian Arafat kehilangan mitra runding terpenting Israel. Pengganti Rabin adalah Shimon Peres yang harus menghadapi gelombang serangan bunuh diri Hamas. Ia kemudian digantikan Benyamin Netanyahu, penentang kesepakatan Oslo. Perundingan damai terhenti.

September 2000 pecahlah Intifada II, disusul gelombang baru serangan bunuh diri. Ketidakmampuannya atau ketidakinginannya mencegah intifada itu, berdampak negatif terhadap kebijakan Arafat. Setelah serangan 11 September di Amerika, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon berhasil menyamakan perjuangan Arafat terhadap pendudukan Israel dengan perjuangan Bin Laden.

Arafat sebagai lambang perlawanan Palestina, tetap tokoh yang paling berkuasa. Sikap otoriter serta pilihan strategisnya memang banyak dikritik, tapi pada waktu yang sama para pengkritiknya juga sangat sadar status Arafat adalah lambang perlawanan Palestina. Selamat jalan, Arafat...!!!!

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini