<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Friday, January 07, 2005

Membayar Kelalaian

Hugh Crawford, warga Norwich, Inggris yang sedang berlibur di Lhok Nga, selamat. Padahal, rumahnya yg ada di bibir pantai lenyap. Kawasan ini memang menjadi kawasan terparah di Banda Aceh. Hugh terbangun karena gempa. Lalu segera menatap laut. Begitu melihat permukaan laut surut, ia segera mengajak keluarganya lari ke bukit di atas pabrik PT Semen Andalas. Padahal jantungnya sudah di by pass, dan sebelah kakinya palsu. Tapi ia masih sempat lari memanfaatkan waktu belasan menit.

Untung ia orang Inggris. Pemerintahnya pernah memberi latihan menyikapi bencana. Saat yang sama, warga Aceh lainnya, justru berlarian ke laut yang kering, karena banyak ikan warna warni menggelepar kekeringan. Mengapa dua anak manusia beda bangsa, berbeda perilaku?

Pernah lihat lambang ini di pantai kita? Aliran pesimis akan bilang: jangankan lambang tsunami, kejadian yang datangnya tak pasti dan sangat jarang, tanda larangan berhenti yang menyebabkan macet dimana-mana setiap hari saja, dilanggar kok.

Tapi pemerintah memang abai. Majalah ini menulis, sesaat setelah gempa, The Pacific Tsunami Warning Center di Honolulu mengirim sign by email ke banyak negara di pasifik, termasuk Indonesia dan Thailand. Thailand segera bereaksi, mengirim data gempa ini ke media. Tapi tidak mengingatkan soal tsunami, dengan alasan 1000 tahun terakhir tak ada bencana ini di Thailand. Walhasil, Kepala BMG nya dapat ganjaran: DIPECAT, langsung oleh Perdana Menteri.

Indonesia? Seperti biasa sebagai bangsa yang lelet ing sasmita, email warning itu baru dibaca hari senin, sehari setelah "kiamat" terjadi. Adakah ganjaran untuk kepala BMG Indonesia? Mungkin dia akan ikut mendapat kucuran rezeki, sebab pemerintah akan membeli peralatan baru pemantau tsunami, bernilai milyaran rupiah.
"diambil oleh Koran Tribun Timur Makassar Sabtu 8 Jan 05"

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini