Harapan Tidak Boleh Mati
Ah, aku rindu suara azan mesjid Baiturrahman yang menyayat jiwa. Beberapa jam setelah bencana Minggu Hitam, 26 Desember lalu, aku tak menyangka air akan menyentuh mesjid kebanggaan masyarakat Aceh ini. Lalu, ketika mendengar mall Pante Pirak, yang terpisah sungai Krueng Aceh dengan mesjid rubuh, aku sedikit tercengang. Tapi tidak, aku yakin mesjid ini bakal tetap tegak. Dan, kalau "rumah Allah yang maha Pengasih" ini tak goyah, maka ini penanda warga Aceh akan survive dari bencana besar ini. Mereka adalah bangsa pejuang, bangsa besar yang tersia-sia.
Dan malam ini, Iwan Fals menguatkan keyakinanku. Iwan yang tampil dalam Konser Kemanusiaan bersama 115 penyanyi, melantunkan tembang yang khusus dia buat untuk Aceh, Harapan Tidak Boleh Mati.
.....Oh negeriku sayang
bangkit kembali
jangan berkecil hati
bangkit kembali
Kau yang ditinggalkan
tabahlah sayang
ini rahmat dari Tuhan
kita juga pasti pulang...
Tampil pula Dewa. Meski album Laskar Cinta tak khusus buat Aceh, tapi salah satu lagunya Hadapi dengan senyuman
pas untuk Aceh.
....Hadapi dengan senyuman
semua yang terjadi
hadapi dengan tegar jiwa
semua akan baik saja
sudah ditetapkan tetaplah sudah
tak 'kan ada yang bisa merubah
dan tak 'kan bisa berubah
Relakanlah saja ini
bahwa semua mungkin yang terbaik
terbaik untuk kita semua....
Intelektual Komaruddin Hidayat pernah mengingatkan, berbagai peristiwa alami selalu memperlihatkan adanya sesuatu yang lebih baik setelah kenyerian terjadi. Telur ayam harus mengalami keretakan dan pecah ketika anak ayam di dalamnya hendak menetas. Biji tanaman mengalami perekahan dan pecah ketika muncul kecambah. Maka, bangkitlah wahai Cut Nyak, wahai Tengku. Bangun kembali Serambi Mekkah, hidupkan kembali semangat Teuku Umar.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home