Smile, You're in Camera
Bom London, 21 Juli 2005
"Blo**y H**l...", terikan itu menggema di ruang tamu kami pagi itu. Housemate kami, seorang Afrika, lalu membanting surat yang membuatnya kesal. Surat dari Polisi di East London, berisi tilang pelanggaran batas kecepatan. Isinya lengkap, mulai tanggal kejadian (lengkap dengan jam dan menit), lokasi, jenis mobil, serta kecepatan mobil. Ia memang ke pinggiran kota London beberapa hari sebelumnya, dan mengaku ngebut.
"Apa saat itu ada polisi," tanyaku lugu.
"No..no..It's from CCTV"
Ya, CCTV (Closed Circuit TeleVision) memang barang ajaib ang banyak membantu polisi di Inggris. Termasuk pengungkapan pelaku bom London. Wajah "pelaku" tertangkap kamera di beberapa tempat. Saking banyaknya alat ini di Inggris, dipercaya kota-kotanya memiliki CCTV paling banyak di dunia. Mulai dari yang disediakan pemerintah, hingga yang dipasang sendiri oleh pemilik toko dan rumah. Jadi, kalau jalan-jalan keliling London dalam sehari, siap-siap saja terekam 300 kali.
Mulai dari tiba di stasiun atau terminal, naik bus atau tube, melintasi kota, masuk museum, semua terekam. Begitu naik bis sudah ada aba-aba, "4 dari 5 bus dilengkapi CCTV". Jadi jangan coba-coba mencet bel sembarangan, mencoret, apalagi ngamen sambil mengancam.
Mengingat dahsyatnya CCTV, terpikir untuk memasangnya nanti di Depok sepulang dari sini. Supaya kami tidak perlu lagi terpenjara oleh jeruji. Waktu usul aku sampaikan kepada istri, ia cuma senyum.
"Pertama, yang mau diawasi di rumah itu hingga pakai CCTV segala, apa?"
"Kedua, setelah image orang yang mau berbuat jahat itu terekam, mau diadukan kemana"
"Ya polisi dong, biar mereka cari data ke kelurahan"
"Emang semua orang punya KTP apa"
"Harus itu, warga negara yang baik, je"
"Yang ngomong, emang punya KTP"
He..he.., aku baru ingat. Sejak tinggal tahun 96 di Depok, aku tak punya KTP Depok. KTP yang aku miliki keluaran Kelurahan Cawang, diurusin mertua sebagai persyaratan menikah.
Membangun sistem itu memang tak mudah. Harus berkelindan dan berkesinambungan. Tapi ini bukan alasan untuk tidak memulai. Ayo pak Nurmachmudi, bangkitkan Depok.
5 Comments:
hm, hidup mengandalkan kamera pengawas kok malah kayaknya parno banget. maunya sih kayak kota2 di kanada itu.. orang keluar rumah nggak perlu ngunci rumah, tapi tetap aman. kadang ketakutan kita sendiri yang menjadi penjara. bukan begitu bukan?
aku juga nunggu pak mahmudi nggratisin sekolah yang, kasian cicitnya yang... lha sekolah kok muahal tenan!
dipasang cctv ama alarm sekalian harus e yang .. jadi kalo ada gerakang orang langsung alarm bunyi .. lebih baik lagi kalo alarm langsung di hubungkan ke kantor polsek terdekat .. jadi kalo alarm bunyi orang polsek langsung dateng .. gimana ?
disini polisi sama tentara aja bisa jadi rampok, bener tuh kata yangti, mau diaduken kemana? heuehueh, disini mah kalo duit gak kenceng gak digubris...(gile segitu gak percayanya gue ya eyang? :( ihiks)
duh eyang, kok kayaknya enak ya naik angkutan umum disana, ga takut ama preman coz ada cctv-nya..kalo di jakarta takodd....huhuhu
Post a Comment
<< Home