<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Monday, June 06, 2005

Dari Bradford hingga Old Trafford

”Manchester”Keangkuhan menyambutku di Manchester. Lelaki tua di depan balaikota itu mendongak sambil menunjuk. Tak satu. Ada empat patung di halaman balaikota berpolah serupa, cara berdiri yang angkuh. Berjalan lebih jauh, prasangka itu perlahan menipis. Berbeda dengan Bradford dan Leeds, Manchester lebih modern. Tapi jualannya sama: gedung tua, gereja, balaikota, patung, alun-alun, dan tentu: kebersihan. Kebersihan dan keteraturan perlu dimunculkan, sebab kecuali itu, semua elemen ada di Bandung.


Karena sepakbola adalah agama kedua bagi rakyat Inggris, maka Old Trafford pun menjadi kiblat yang wajib disambangi. Trem yang menghela dua gerbong, mengangkut kami ke kota di pinggiran kota Manchester. Kota ini berdiri sendiri. Seharusnya, kesebelasan ini bernama Old Trafford United. Tapi UI Jakarta pun ada di Depok ya. Beberapa spanduk penolakan kepada Malcolm Glazer, saudagar Amerika yang akan membeli MU, masih terpasang di beberapa tempat.


Old TraffordSayang hari itu stadion ditutup, sehingga keinginan untuk duduk di bangku Sir Alex Ferguson batal. Mau beli cenderamata juga ikutan batal. Bukan karena toko tutup, tapi harga yang melambung ke awan. Celana training yang sempat aku pegang-pegang dibandrol 30 Pound (Rp 500 ribu). Begitu mau dicoba, lhadalah, made in Indonesia. Jangan-jangan Rancaekek.


Perlancongan belum sah, bila tak reuni dengan rekan Indonesia. Kebetulan Djati, teman Chevening-nya Ari sedang berhajat, anaknya ulang tahun. Meski tinggal di bilangan curry mile, sebutan untuk menandai kawasan tempat banyak restoran Pakistan yang menguapkan bau kari berada, keluarga Djati menyajikan ayam bakar bumbu kuning rasa Indonesia. Makanan, serta tingkah si marvelous Marva yang menggemaskan, semakin memupus keangkuhan kota Manchester.

Mo liat foto, klik disini

2 Comments:

At 8:19 PM, Blogger widhi said...

Itu orang niru patung ato patung niru orangnya....?

 
At 9:16 PM, Blogger mpokb said...

kalo di indonesia agama keduanya apa yak? korupsi? hehe.. :P

 

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini