<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Saturday, May 21, 2005

Tiran Diatas Dipan

Perjuangan melawan kekuasaan adalah pergulatan ingatan melawan lupa
--Milan Kundera, The Book of Laughter and Forgetting
--

Soeharto sakitKoran The SUN betul-betul kurang ajar. Edisi Jumat-nya menampilkan gambar Saddam Husein yang hanya memakai (maaf!) pakaian dalam. Dibumbui judul menarik khas SUN, "Tyrant's in His Pants". Sontak gambar itu mengundang kegeraman hingga ke Gedung Putih dan Baghdad sendiri. Pengacara Saddam berniat menuntut, karena menuduh ini bagian dari strategi pembunuhan karakter menjelang pengadilan Saddam.

Jakarta, 21 Mei 2005. Mahasiswa berunjuk rasa mengenang kejatuhan Soeharto. Mereka ke Cendana. Disana Soeharto sedang sakit. Aku yakin, tak akan ada koran atau majalah yang akan menulis judul serupa Sun: "Tiran di Atas Dipan". Meski judul itu menarik secara kaidah penulisan. Sebab menarik perhatian, bersajak, dan tepat sasar. Entahlah, ini membahagiakan atau memilukan. Mungkin ini gambaran kesantunan sebuah bangsa yang berjiwa besar. Tapi tak berarti mahasiswa yang berdemo itu tak santun.

demo anti soehartoSetiap tahun, bak peringatan ulangtahun kelahiran saja, demo itu terus berulang. Sudah tiga Presiden, Gus Dur, Megawati, SBY yang mereka minta untuk membawa Soeharto ke pengadilan. Namun tujuh tahun reformasi yang membentangkan lembaran suram Mei, Kedungombo, Aceh, Papua, Tanjungpriok, G-30-S, Megakorupsi, dan banyak lagi itu, hanya ibarat tonggak sejarah. Bahkan, kini ada ajakan untuk melupakan itu semua. Tak kurang Ketua DPR (Agung Laksono), Ketua MUI (Dien Syamsuddin), Tokoh Petisi 50 (Bang Ali), juga korban penjara Priok (AM Fatwa) yang menyuarakannya.

Di sebuah negeri, dimana sejarah berjalan lambat untuk menguap, ingatan itu akan selalu membentang. Tapi untuk apa. Mari bergulat melawan lupa.

8 Comments:

At 8:12 AM, Blogger Intan Bayduri said...

This comment has been removed by a blog administrator.

 
At 8:18 AM, Blogger Intan Bayduri said...

Bukan hanya sang Eyang saja yang harus diadili, tapi keluarganya, kroninya, dll itu juga harus diadili ya toh..ya toh...uhuk..uhuk..uhuk..emang enak kok kalo ketauan belangnya kala sudah uzur (sebenernya dah daru dulu sih ya:P ), apalagi kita ini kan banyak SUNGKAN nya hehehe...

 
At 7:45 PM, Blogger catatan diam said...

Kemarin, aku merasa terkhianati lagi. setelah enam tahun yang lalu, para petinggi yang dulu ngathok sama eyang malah kembali menunjukkan watak aslinya. "Harap Sowan, ingsun sedang daripada gerah,pada kepingin wasita nggak?,"kata simbah itu efektiv, manjur. Semua berduyun-duyun.
====
Di Imam Bonjol, beberapa yang dulu ikut terjun di jalanan diam seribu bahasa, karena menerima komisi, untuk bagi-bagi.
====
kita dapat apa?

 
At 7:54 PM, Blogger bascomms said...

duhhh... bangsa ini kebiasaan melupakan banyak hal buruk, akhirnya yang buruk-buruk numpuk jadi borok yang susah disembuhkan...

 
At 7:54 PM, Blogger mpokb said...

aku tidak akan lupa...

 
At 10:16 PM, Anonymous Anonymous said...

tiran di atas dipan.. hmm.. bagus juga, mari kita pasang di harian bernama blog masing-masing. eh tapi nunggu besok ah.. :p salam pakdhe!

 
At 10:23 AM, Anonymous Anonymous said...

Katanya: Mari kita maafkan.
Maafkan apa ya? wong dia nggak ngaku salah, dan nggak pernah bilang minta maaf... Yang bilang minta maaf kan orang lain...

Pak, kalau sayang nama besarnya, ayo ke pengadilan. Biar jelas, kalo salah minta amnesty; kalo gak salah direhabilitasi. Biar gak jadi ganjalan sejarah, biar nama Bapak gak dijadiin kutukan terus menerus, biar ada pemenuhan keadilan, biar kami2 bisa belajar berbangsa bernegara scr benar...

 
At 4:22 AM, Blogger loper said...

mari makan .. !!

 

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini