Kampanye Garing Jalan Downing
Tepuk tangan membahana di ruang House of Common, London. Keriuhan ini mengantar Tony Blair duduk, sehabis mendebat pemimpin Conservative, Michael Howard. Anggota dewan dari partai Buruh pun, ikut berdiri sambil berteriak hear..hear. Ini kata lain dari setuju, yang sempat menjadi koor di DPR Senayan. Belum sempurna Blair duduk, Howard sudah berdiri dan mengeluarkan lemparan. Begitu seterusnya. Tak pernah sekalipun aku lihat Blair menoleh ke belakang, untuk meminta bantuan jawaban dari deputinya, menteri, juga anggota dewan dari Partai Buruh (Labour).
Ini adalah debat rutin reboan, antara pemerintah dan oposisi. Tapi karena kini sudah masuk pekan kampanye, maka debat itu pun seolah debat calon PM, antara kandidat Buruh dan Tory, sebelum pemilu 5 Mei mendatang. Aku menonton debat itu di BBC. Kemeriahan kampanye memang hanya di media. Tak ada spanduk, rapat akbar, juga konvoi motor dan truk terbuka. Satu dua rumah di dekat kami tinggal ada memasang plakat kecil di halaman atau jendela. Selebihnya menggunakan media.
Maka televisi dan koran pun heboh. Televisi macam BBC dan ITV pun menyisakan jam siar dalam segmen khusus pemilu. BBC memanfaatkan bus tingkat yang disulap menjadi studio mini mobil, lengkap dengan Satellite News Gathering, yang memungkinkan mereka live dari mana suka. Bahkan koran kuning The SUN, yang moncer karena gambar perempuan topless di halaman tiga, tak kalah seronok. Namanya koran "jorok", maka idiom pemilu pun diplesetkan sesuai genre mereka. Tiga gadis SUN, disebut Sunderbird, berpose mengenakan underwear sesuai warna tiga partai besar. Merah untuk labour, biru untuk Tory, dan oranye untuk Liberal. Mereka juga mengusung manifesto mani-breast-o.
Tema kampanye pun tak seru. Bebas SPP, tunjangan rumah sakit, lapangan kerja, pengurangan kriminal, pajak, uang pensiun, juga jatah makan siang di sekolah. Tak ada misalnya: "Kami akan menghukum mati koruptor". Atau, "Kami akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, menuju Indonesia yang baldtahun thayyibatul wa rabbul ghafur". Juga "Peningkatan peran serta ekonomi lemah, dalam kancah perekonomian global" [Iki opo, rek]...
Tapi jangan main-main dengan isu kampanye yang kedengaran sederhana tadi. Suatu kali Blair berdialog langsung di TV soal dana kesehatan NHS. Ketika masalah gaji pegawai rumah sakit, Blair menolak menaikkan dengan berbagai alasan ekonomi. Lalu seorang suster yang menjadi pendengar, bertanya pada Blair. Katanya, "Tuan Prime Minister, maukah anda mencuci pantat nenek dengan gaji serendah yang kami terima?". Blair tak kuasa menjawab. Beberapa hari kemudian, polling membuktikan, popularitas Blair turun beberapa persen.
Ada untungnya mengangkat isu sederhana pada kampanye. Rakyat, lawan politik, pengamat, akan mudah untuk menilai keberhasilannya. Maka dalam kampanyenya, Tory selalu mendengungkan angka-angka statistik untuk menghantam pemerintahan Blair. Semua karena sederhana dan menukiknya isu. Coba, gimana mau menilai keberhasilan taraf hidup yang baldtahun thayyibatul wa rabbul ghafur. Bikin janji aja kok repot.
1 Comments:
--------------------------
°°°°°°°°°°°°|\ I
°°°°°°°°°°°°|_\
°°°°°°°°°°°°|__\
°°°°°°°°°°°°|___\
°°°°°°°°°°°°|____\
°°°°° °°°°°°°|_____\
°°°°°°°°°°°°|______\
°°°°°°______|_______________
~~~~\ ____________________/~~~~
,.-~*´¨¯¨`*•~-.¸,.-~*´¨¯¨`*•~-.¸,.-~*´¨¯¨`*•~-.¸,.-~* ¯´¨ ¨`*•~-.¸.. ....
Post a Comment
<< Home