Derma Hidung Merah

Hari ini banyak perempuan di rumah sakit berbaju merah. Lucunya, di hidungnya terpasang bulatan hingga menyerupai badut. Tak cukup, rambutnya dipasangi temali warna warni dominasi merah, dan wajah digambari. Juga merah. Sepengingatanku, pada hari-hari biasa sebagian dari mereka jelita. Tapi hari ini, cukup untuk mengundang tawa.

Red Nose Day digagas oleh komedian Inggris Lenny Henry, untuk menciptakan dunia yang damai bagi semua. Acara ini dikenal juga sebagai comic relief, pengumpulan dana dengan cara gembira ria. Berbagai macam acara dilakukan untuk menyemarakkannya. Seperti fun run, lomba lari dengan kostum unik, bahkan ada –maaf—berdansa telanjang di siang bolong.

Orang Inggris memang tergila-gila kepada derma. Berbagai cara atraktif mereka lakukan untuk meraup dana. Hebatnya, mereka tak hanya menadahkan tangan. Kemarin, di rumah sakit juga, ada 2 tentara dari detasemen kesehatan, mencari dana dengan menyemir sepatu siapa saja. Aku geli melihatnya. Teringat di Indonesia. Bukankah tentara dari detasemen serupa yang memukuli awak LSM Farid Faqih hingga babak belur? Pernah juga, ada nenek-nenek dengan pakaian senam, seolah dia masih remaja belia saja, berjoget mengikuti musik hip hop, untuk dana kanker.
Tapi jangan kecewa. Di Jakarta sana, pengumpul dana juga cukup menarik. Memasang drum ditengah jalan, mbak-mbak dan mas-mas memegang alat penjaring ikan, ditemani pula lagu-lagu. Atau bermodal kotak kayu, tape dengan kaset dakwah, maka: "Bapak-bapak, ibu-ibu, ...... raihlah sorga". Sungguh sebuah kata yang tak cuma atraktif, tapi menjanjikan.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home