<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Saturday, March 05, 2005

Tercekat di Ambalat

KRI TNI ALF-16 AU










Tujuh kapal perang Indonesia, kini merapat dengan garang ke Karang Unarang, laut Sulawesi. Diatas, pesawat tempur meraung mengawal konvoi ini. Kedatangan gugus tempur ini kesana adalah untuk menjaga blok Ambalat, yang diklaim Malaysia sebagai bagian dari wilayahnya. Tak ayal, Jenderal SBY pun gusar. Selain deploy pasukan, diperintahkan pula pembangunan mercu suar.

Meski terjadi beberapa kali provokasi, seperti pesawat Malaysia yang memotong haluan kapal perang RI, serta kapal perang Tentara Diraja Malaysia yang berlabuh begitu rapat, syukur kedua serdadu serumpun itu bisa menahan diri.

Secara historis kawasan itu dulunya merupakan wilayah Kerajaan Bulungan, seperti juga Pulau Sipadan dan Ligitan. Nah, pasca lepasnya Sipadan-Ligitan, rupanya Malaysia “dikasi hati minta rempela”. Pertamina Malaysia, Petronas, sudah memberikan konsesi kepada Shell untuk mengebor disana. Padahal Indonesia sudah memberi konsesi serupa kepada perusahaan Itali, ENI, serta Unocal.

TKI PulangApakah ini semata soal uang, minyak, atau kedaulatan.Mengapa pula Malaysia, negara kecil yang dulu pernah mau diganyang Bung Karno, begitu semena-mena. Mungkinkah datuk-datuk dan Tun disana besar kepala setelah mencaplok Sipadan. Yang lebih gawat, jika Malaysia merasa pede abis, karena menganggap Indonesia adalah orang kalah, yang tercermin dari kasus TKI.

TKI DiusirTKI yang diusir, disiksa, tapi datang lagi, agaknya telah membuat martabat kita sebagai bangsa tergerus. Jangan-jangan Malaysia menjadikan ini ukuran, bahwa TKI adalah legitimasi psikologis tentang bangsa yang kalah secara keseluruhan. Orang yang diusir, lalu datang lagi, adalah orang yang menggadaikan harga diri. Tapi inilah pilihan tersulit bagi saudara-saudara kita itu, ditengah peruntungan yang buruk di negara sendiri.

Aku pribadi mendukung “perang” ini. Siapa tahu, jika hasil bumi disana dikeruk secara normal, harga BBM bisa turun lagi. Lalu, jangan lupa, abis itu perangi kemiskinan dong... Mau ya...

1 Comments:

At 11:12 AM, Anonymous Anonymous said...

tulisannya bagus.... :D

 

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini