Musim Yang Mendua
Aku tersenyum. Tapi hatiku mendua. Senang karena akhirnya bisa melihat salju, yang gagal datang pertengahan januari lalu. Sedih, karenja besok pagi aku harus bekerja keras menjaga atrium --main entrance-- Rumah Sakit tetap bersih. Tak apalah capek sedikit, tokh ini hanya setahun sekali. Lagipula, kapan lagi bisa berjalan di atas es. Maka nikmatilah.
Sebetulnya sekarang sudah musim semi. Ditandai dengan pergantian pakaian yang bergantungan di etalase toko, menjadi spring collection. Aku masih terus menatap. Persis dibawah lampu jalan, berdiri tegak pohon tanpa daun. Ajaib, sudah lebih 2 bulan ia tak berdaun, tapi masih tetap hidup.
Aku harus segera tidur. Sebelum berangkat ke peraduan, nun jauh di lubuk hati, selarik Ayat Suci mengalun: "Maka nikmat Allah yang mana lagi, yang hendak kamu dustakan?
1 Comments:
jangan terlalu banyak menatap, lama-lama nanti kau meratap, membanding2xkan salju putih dengan banjir coklat di kali ciliwung... BTW, bogor masih ujan..
Post a Comment
<< Home