<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Tuesday, August 16, 2005

Semangat Dibalik Bantal

Si Petualang Asmara itu maju dengan segenap kesombongan. Ia beringsut di sebatang pohon pinang, yang melintangi kolam butek berwarna kehijauan. Sejurus ia menatap ke arah lawannya, dalam pertarungan gebug bantal. Perlahan mulai dari bagian perut yang diisi rusuk menonjol akibat kekurang-sejahteraan. Naik ke bagian dada berhias guratan merah akibat kerokan. Ditingkahi musik, fisik utuh sang lawan pun tergambar lengkap di layar: kakek tua kurus kerontang bertempel koyok. Ironis. Si Petualang Asmara, Sly --singkatan dari Rusli--, tak mampu melanjutkan pertarungan, dan memilih jalan kalah dengan menjatuhkan tubuh ke kolam.


Penonton bersorak. Sly sesenggukan. "Kamu bijaksana dengan mengalah," puji sang guru pelatih. "Untung kamu mengalah, kalau tidak bisa lewat itu aki", hibur teman seperjuangan. 


Gebuk bantal, permainan yang ramai dipertandingkan pada peringatan 17-an, menjadi benang merah film "Kwaliteit 2", besutan sutradara independen merangkap pemain, Denis Adishwara. Meski terlambat, akhirnya berkat Oom Yo yang mengirimi dari Paris, aku bisa memirsa film ini. Sebuah film jayus, garing, bin norak, tapi cukup membuatku tertawa nyaris selama 90 menit. 


Tapi ini norak-norak bergembira. Norak yang disadari sebagai tema. Bukan norak sekelas film atawa sinetron bertema wah, tapi penuh kejanggalan disana sini. (Seperti merayakan malam Valentine di bawah menara Eiffel, hanya mengenakan tank top, dalam "Eiffle, I'm in Love". Heiii, bukankah Eropa di bulan Februari sedang berbalut salju, kawan?).


Lewat gebug bantal, Kwaliteit 2 menanamkan nilai perjuangan, kesetiakawanan dan kerja keras. Semangat dan energi anak muda berlumur emosi rebutan kuasa dan cinta, disalurkan dalam bentuk positif, yaitu olahraga. Kekalahan yang dibuktikan dengan tercemplung ke air, justru menjadi bahan tertawaan, dan sumber sorak sorai keriaan.  


Besok, 17 Agustus, permainan ini akan berlangsung dimana2. Umumnya di atas kali berair kotor, sehingga si kalah semakin lengkap menderita. Andai filosopi ini meresap ke semua sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara, pastilah tak ada yang membakar kantor KPUD hanya karena kalah Pilkada. Tak ada pula yang mengkhianati perdamaian di Aceh sana, karena perdamaian bukanlah soal kalah menang.


Sayangnya, mayoritas peserta permainan ini adalah kaum tak bersuara. Kaum yang tak merdeka bahkan dari ketakutan tidak memperoleh sepiring nasi. Ah, semoga ini bukan retorika kosong belaka.

1 Comments:

At 7:42 PM, Blogger loper said...

kwaliteit 2 .. :) norak abis .. tp anaknya suhu gebuk bantal manis lho eyang ... ihik ;) jadi pengen kenalan :D

 

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini