<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Thursday, April 20, 2006

Sepenggal Paris van Java

Dua tahun berlalu. Aku kembali menyusuri jalan ini. Keluar tol di Buah Batu, lalu menyusuri jalan Terusan Buah Batu. Aku membayangkan kemacetan akan menyambut, menjelang jembatan hingga perempatan by pass Soekarno Hatta. Lho, hamparan jalanan lebar melancarkan arus kenderaan. Wow, aku nanar, meski tak sampai gila sasar. Nyaris aku salah arah ke RM Laksana.

Beruntung, perubahan itu tak sampai ke Laksana. Sambelnya tetap nyoss, melilit lidah dan menggelontor ludah serta desis kenikmatan. Apalagi teman kami, Mas Paijo Kondo-kondo yang baru sekali menjejak kaki ke Laksana. Memang, niat utama kami ke Bandung kali ini, adalah mengantar teman itu, yang sudah beberapa kali ke Bandung tapi cuma berpusing-pusing di daerah Lembang, Ledeng, Setiabudi. Kami sendiri, sejak kedatangan dua tahun lalu --sebelum merantau ke Norwich-- baru datang lagi kali ini.

Selesai makan, berteman hujan lebat, kami masuki daerah tengah. Di Cikapayang, aku tergagap. Bentangan jalan layang membuat bingung, ini Cikapayang atau Mampang (Jakarta). Jalan layang itu membuat Bandung bak kota yang bergegas. Rupanya jalan layang ini juga membunuh komunitas Balubur. Ada berapa banyak jiwa yang kehilangan masa silam. Nyaris semua anak ITB, pasti pernah menjelajah Pasar Balubur saat Opspek tiba. Mencari karung, bola plastik, tali temali.

Kami berbelok ke jalan Ganesa. Mas Paijo menginginkan anaknya juga berwisata ilmu. Seperti yang biasa dilakukan orang di Cambridge sana. Mesjid Salman, masih seperti yang dulu. Lantai kayu yang mengkilat, orang belajar bersama, dan aturan no smoking sejak baheula. Sedikit berbeda pada gedung kantin, meski menu dan cara penataan makanan tetaplah serupa.

Karena perjalanan hany sehari, dan ini kali pertama mas Paijo punya guide (ck..ck..ck.), kami berusaha mengelilingi seluruh Bandung. Di kawasan Setiabudi, kami disambut ratusan billboard yang tak lagi menyisakan pemandangan. Deretan segala pedagang, tak ayal membuat suasana tidak teratur. Macet. Selain Setiabudi, di Bandung kini tersebar banyak pusat keriaan, macam Dago, jalan Riau. Entah bagaimana kondisi alun-alun.

Padahal, jika pusat kota terpadu macam alun-alun --ada terminal kebun kelapa (dulu), dekat stasion KA, ada alun-alun, banyak pertokoan--, maka pengaturan lalulintas, dan area jalan kaki lebih mudah. Aku membayangkan jika pada akhir pekan pemda Bandung menerapkan sistem Park and Ride, yang sudah teruji ampuh menekan kemacetan. Maka, para pelancong Jakarta itu pun "dipaksa" memarkir mobilnya, dan beralih ke bus kota yang nyaman. Bergerak bebas menyusuri factory outlet yang menjamur, mencicipi makanan yang jadi enak karena banyak dipublikasikan, serta membeli barang benar-benar baru yang dilabeli barang bekas di babe.

Hari hampir berganti. Setelah kesusahan mencari makanan, karena deretan pedagang di Simpang Dago sudah bergeser, kami meninggalkan Bandung, yang malam itu masih saja hangat.

1 Comments:

At 1:09 AM, Anonymous Anonymous said...

Excellent, love it! »

 

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini