Go..go..Glasgow
Syahdan, disuatu pagi yang basah. Terbangun, si Englishman segera sarapan. Pilihannya roti berbalut marmalade, bikinan ibu Keiller from Dundee. Bersiap pergi, ia menyampir jas hujan, buatan seniman cum arsitek Charles McIntosh. Ia lalu menyetir mobil inspirasi James Watt. Melaju di jalanan, ban mobilnya yang dibuat John Boyd Dunlop, beradu dengan jalanan yang dilapis bebatuan hasil kerja John MacAdam. Kerja hari itu, diawali si Englishman dengan menggunakan telepon karya Alexander Graham Bell. Ia mengontak dokter, perihal obat penicilin temuan Sir Alexander Fleming. Karena nanti sore ia akan menjemputnya dengan mengayuh sepeda kreasi Kirk Patrick MacMillan.
Kisah ini mudah dijumpai bila berpergian ke Skotlandia. Dalam bentuk tulisan yang tertoreh di kain atau kertas, dan dijual di gerai barang cenderamata. Entah congkak entah bangga, dua kondisi yang nuansanya berbeda setipis kulit bawang belaka. Atau sekedar "ketidak-relaan" para Scottish berada dibawah hegemoni Englishman. Maka bendera Skotlandia, garis silang putih diatas warna biru pun berkibar bersama Union Jack, penyatu Inggris Raya (Inggris, Skotlandia, Irlandia, dan Wales).
Berhenti di pagar kampus Universitas Glasgow, nama sejumlah ilmuwan penemu pun terpatri disana. Ada Adam Smith, nama yang pasti dikenal oleh mereka yang belajar ilmu ekonomi. Juga Lord William Thompson Kelvin, yang moncer di kalangan pembelajar ilmu fisika, dengan teori termodinamikanya. Kebesaran nama James Watt diabadikan sebagai nama gedung fakultas teknik.
Glasgow, kota terbesar di tatar Skotlandia, merupakan kota revolusi industri pertama yang dijalankan di Inggris Raya. Kota ini memiliki tipikal pekerja dimana banyak pabrik dan industri berat. Tak heran, di jalanan mudah dijumpai orang-orang berjas, berjalan kaki atau naik bus kota.
Namun sebagai kota industri, tak berarti Glasgow kehilangan ciri kota tua khas kota-kota lain di Inggris. Menara kampus Universitas Glasgow, menjulang tinggi bak kastil di pinggang bukit. Kampus yang dibangun abad 14 ini, merupakan kampus tertua ke-empat di Inggris Raya.
Kemurnian adalah kekuatan. Mungkin ini tepat buat Glasgow. Kota industri bukan berarti pabrik dan cerobong asap menjulang. Glasgow membiarkan kota tua seperti sedia kala. Taman kota, katedral hitam menua, dan berhala para tetua. Tapi ia juga berkembang mengekor jaman. Maka, sedikit saja lepas dari tengah kota, di kawasan Pacific Quay, terhampar bangunan bak keong raksasa bernama Armadillo. Disebelahnya, tegak gedung megah, SECC (Scottish Exebition Confrence Center). Sesuai namanya, ia tempat pameran dan konfrensi, yang dipercaya terbesar di Inggris Raya. Kawasan Pacific Quay, tadinya adalah kawasan industri kapal laut yang dibangun ulang menjadi taman dengan menyemai berbagai bibit pohon. Sisa kejayaan industri kapal, berupa crane masih berdiri gagah menjadi salah satu landmark Glasgow.
Di sore yang berguyur gerimis itu, SECC ramai oleh ABG berdandan metal yang ingin menonton konser. Aku bergegas kembali, menyuruk di kanopi Bell's Bridge, yang dibangun untuk memudahkan pejalan kaki melampaui jalan bebas hambatan dan rel kereta api.
4 Comments:
kalo bendera berwarna dasar putih dan salib merah itu, sejarahnya gimana sih mbah? kok itu yg dipake buat ajang olahraga?
Mpok, Inggris jadi negara sendiri dalam urusan olahraga. Terutama bola. Pan Skotlandia, Iralndia, dan Wales punya kesebelasan sendiri. Makanya harus gunain bendera England, salib merah.
england ama inggris bedanya apa mbah latief ? :D
....kapan gue mampir ke sana yah (sambil garuk2 kepala biarpun gak gatal...)
Post a Comment
<< Home