<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Monday, July 03, 2006

Hamba Wet Bersuka

Angkot melaju melampaui jembatan layang UI. Seperti pagi yang lain, kemacetan menyambut di dekat halte UI. Angkot lalu beringsut menyusuri belokan menanjak, di dekat penjaja kembang. Aku menebak, pasti tidak ada polisi, di pertigaan menuju Srengseng. Jadi, kemacetan ini disebabkan berhenti sembarangan di pertigaan itu, dan bersambung dengan pertigaan yang membelah rek KA di depannya.

Lepas, di depan Universitas Pancasila, angkot sudah melaju normal. "Gangguan" kembali muncul di pertigaan Lenteng Agung, dan nanti di dekat stasiun Tanjung Barat. Penyebabnya serupa: ngetem. Jika di pertigaan jalan Joe lancar, tebaklah pasti ada polisi berjaga. Tebak2an ini akan semakin panjang, karena setiap kawasan punya kasus seperti ini.

Begitulah, di usianya yang ke-60, 1 Juli, polisi masih figur yang ditakuti. Bukan dihormati, apalagi disegani. Tak apa. Terlalu banyak faktor dibaliknya. Sopir-sopir yang rajin memberi recehan, pasti tau belaka polisi itu gampang diajak berselingkuh mengelabui aturan.

Momen milad ini --dimana Polri merayakan tanpa formalitas dan kemegahan, tapi ramah dan akrab di tengah masyarakat--, bisa menjadi titik tolak perubahan citra dan perilaku. Salah satunya menegakkan aturan mengatasi kemacetan.

Dalam rangka ulang tahun, bolehlah polisi menjaga titik macet yang ada, tapi menjauhkan diri dari tindakan batil. Seluruh persimpangan rawan macet, dijaga ketat. Pelanggaran sekecil apapun, ganjar dengan tilang. Lalu, setelah dua atau tiga hari, hasilnya dicek. Jika masyarakat puas, maka traffic management terkini bisa dijalankan. Negara pun puas, mendapat masukan besar dari pembayaran denda yang bukan lewat pat gulipat.

Ke depan, dalam penataan lalu lintas, kehadiran polisi secara fisik di jalanan harus dikurangi. Peranan polisi, digantikan oleh kamera pengintai, dan penegakan aturan diwakilkan oleh ketegasan denda tilang.

Jika ini berhasil, maka semboyan "Polisi mitra masyarakat" menjadi khalwa telinga yang empuk didengar. Dirgahayu, hamba wet!

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini