<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8495426\x26blogName\x3dPikiran,+Cerita,+dan+Perjalanan+Saya\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://latiefs.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://latiefs.blogspot.com/\x26vt\x3d-3212747536842318622', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Tuesday, July 11, 2006

melenguh dalam peluh

Ciuman hangat itu menghunjam tajam. Bergantian anak-anak azzuri menumpahkan rindu dendam kepada piala lambang supremasi sepak bola dunia. Suasana makin meriah, ketika confetti warna tercurah dari langit. Menyiram anak muda yang sedang tersiram suka ria. Italia 5 Perancis 3.


Tak ada adegan tukar kaos. Padahal biasanya adegan paling menjijikkan dari pertandingan sepakbola, itu menjadi ritual penutup. Menjijikkan, tetapi bisa sekaligus bermakna keakraban. Egaliter.


Bertukar peluh, ih. Aku bertekad, hanya akan bertukar peluh dengan istriku saja. Berpeluh dan melenguh, adalah ciri utama Piala Dunia kali ini. Waktu 90 menit, bahkan 120 menit sekalipun tak membuat kendor semangat para pemain. Aku malah khawatir. tim teknis FIFA mengusulkan menambah jam permainan, atau meminta perluasan lapangan. Tengoklah, bagaimana para pesepakbola itu tetap mengejar bola hingga ke garis.


Tiada keluh, hanya peluh dan lenguh. Bahkan ketika pemain memprotes keputusan pengadil. Pengadil jujur, pemain sopan, maka yang terhidang adalah permainan cantik. Andai saja kehidupan itu teratur dan berkelindan macam itu. LLAJ memasang rambu dan lampu pengatur dengan baik. Polisi menindak setiap pelanggar. Hakim mengadili sesuai aturan. Samsat menggunakan data pelanggaran sebagai pertimbangan perpanjangan. Kas Negara menyimpan uang denda dan mempergunakan untuk rakyat. Aih, indahnya.


Sepakbola tak hanya kerja keras. Ia tak luput dari sifat purba tipu muslihat. Lihat aksi Christiano "Diver" Ronaldo, yang setiap masuk kotak pinalti lawan, hampir selalu terjatuh. Hasilnya, anak-anak Portugis berhasil mengusir Wayne Rooney dan menjungkalkan Inggris. Tapi apa lacur, namanya sebagai nominee Best Young Player pun lenyap. Padahal tanpa diving pun, tarian sambanya adalah dribling paling mumpuni,


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang mendapati "kesuksesan" hidup dengan cara tidak terpuji. Menerapkan manajemen kodok, menyembah ke atas, menendang kiri kanan, dan menginjak ke bawah. Apakah ini kesuksesan hakiki?


Selamat Lippi, Italia, dan 31 tim lainnya. Trinidad and Tobago yang hanya setitik dalam peta dunia, harum ke seluruh jagad. Jika ada adagium yang bilang: perilaku sebuah bangsa dapat dilihat dari caranya berlalulintas, maka seperti apa kita melihat sebuah bangsa yang jika bermain bola, justru berenergi ketika memburu wasit dan membakar stadion?. Entahlah.

2 Comments:

At 10:12 AM, Anonymous Anonymous said...

Wonderful and informative web site. I used information from that site its great. » » »

 
At 3:45 PM, Anonymous Anonymous said...

Where did you find it? Interesting read » » »

 

Post a Comment

<< Home

Pikiran, Ucapan, dan Perjalanan Saya Gambar perjalanan lain, klik disini